Sunday, May 6, 2007

PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA HURUF

PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA HURUF


Di Indonesia ada sekitar 5.39 juta orang yang tidak bisa baca tulis ( buta huruf ) yang terdiri dari 2.80 juta orang usia 10 – 44 tahun dan 2.59 juta orang usia 44 tahun keatas.

Data pada tahun 2003 prosentase dari penduduk buta huruf sekitar 3.62% ( usia 10 – 44 tahun ) sementara target pemerintah pada tahun 2010 nanti jumlah tsb akan ditekan menjadi 1.6%, dimana program pemberantasan buta huruf tsb dikonsentrasikan di 8 provinsi dan pemerintah pusat memprioritaskan program tsb di 3 provinsi yang
memiliki jumlah penduduk buta huruf di Indonesia yaitu :
• Jawa timur : 29 %
• Jawa tengah : 21 %
• Jawa barat : 10.6 %

Sementara di jawa barat sendiri ada sekitar 216.758 jumlah warga belajar kejar paket A ( setara dengan SD / MI ).

Dari data BPS Karawang ada sekitar 80.000 masyarakat karawang yang tidak memiliki kemampuan baca tulis. Ini menunjukkan perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah khususnya pemerintah kabupaten karawang untuk dapat menekan jumlah tersebut. Karena tentunya pembanguna ekonomi disuatu daerah tidak lepas dari peran serta masyarakat itu sendiri ( kecerdasan masyarakat ) yang merupakan tolak ukur dari seluruh kegiatan pembangunan yang ada di Negara ini ( dari, oleh, dan untuk rakyat ).

Dapat dirasakan bahwa jika penduduk di kabupaten ini masih banyak yang tidak memiliki kemampuan baca tulis maka akan sangat sulit untuk bisa membangun daerah karena kita semua tahu bahwa dengan membaca kita jadi tau dan dengan tau banyak hal kita akan lebih mudah berkembang.

Pemerintah pusat telah menyusun program pemberantasan buta huruf dengan jangka waktu mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, dan dikarawnag sendiri program tersebut sudah berjalan sejak maret 2007 kemarin, diman program KF ( Keaksaraan Fungsional ) ini dilaksanakan per Empat bulan sekali dalam setiap tahunnya dan disetiap akhir per
Tahapnya warga masyarakat yang sudah bisa dianggap memenuhi criteria kecakapan baca tulis akan di sertifikasi SUKMA ( surat keterangan melek aksara ) yang dapat direkomendasikan untuk mengikuti program paket A ( setara SD / MI ).

System belajar mengajar yang dipakai pada program ini adalah system tematik dengan membahas trend-trend yang sedang marak didaerah tsb bahkan pengelola di tiap kelompok belajar menggunakan alat masak agar proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan denagn tepat guna. Dan juga dalam program ini pemerintah memberikan bantuan berupa alat tulis bagi warga belajar.
Dalam program ini juga masyarakat yang buta huruf tidak hanya diajarkan baca tulis tapi juga diajarkan mengembangkan dan menumbuhkan keterampilan yang mampu membangun perekonomian didaerah mereka.
Dalakm proses pengembangan keterampilan masyarakat diajarkan untuk bisa mengoptimalkan ketermpilan yang telah mereka miliki dengan tujuan agar masyarakat mampu memproduksi lebih banyak dan mampu dipasarkan keluar daerah,sedangkan Dalam proses penumbuhan keterampilan pengelola telebih dahulu melihat potensi ( sumberdaya alam dan manusia ) yang ada didaerah tsb untuk kemudian dilakukan tindak lanjut yang diharapkan mampu membangun perekonomian rakyat didaerah tersebut.

Namun dalam program ini pengelola menghadapi kendala untuk dapat menarik minat masyarak untuk berpartisipasi dalam program ini, masyarakat menganggap program ini tidak bermanfaat karena usia mereka tidak lagi pantas untuk mengikuti program ini dan mereka lebih memprioritaskan pada usaha sehari-hari yang menjadi tumpuhan hidup mereka. Kendala lain adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat mampu membuka mata, hati dan pikiran serta menegerti lebih dalam tujuan utama dari program ini, hal ini terjadi karena kurangnya kerja sam antar apratur pemerintah setempat dengan pengelola kegiatan.

Masalah dana menjadi masalah pokok yang tentunya akan menghambat kelancaran program ini mulai dari dana operasinal yang tak kunjung turun hingga saat ini,belum lagi masalah yang mucul kalau nanti dana tsb turun ( banyak kupu-kupu yang menghampiri )
Dan hal yang patut membuat kita bangga adalah keberadaan tutor yang selalu setia hadir meskipun mereka hanya diberi honor kurang lebih Rp. 170.000 perbulan.

Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa dalam program pemberantasan buta huruf masih setengah-setengah karena dapat dilihat dari kurangnya koordinasi serta control dilapangan.

sumber tulisan :
"abe_ucup_01"
diambil dari http://groups.yahoo.com/group/fe_unsika

No comments: