Friday, May 11, 2007

BLT Sama Dengan Sogokan Kemiskinan

Sumber : Budi Susanto
Mahasiswa Unversitas Singa Perbangsa Karawang (UNSIKA)
Keritik dan saran : budi_brojomusti@yahoo.co.id

Di Indonesia, kemerosotan tingkat penadapat, kemiskinan, buruknya tingkat kesehatan, tidak dijaminnya persediaan pangan, mahalnya biaya pendidikan, memburuknya situasi alam, juga penurunan nilai rupiah yang diakibatkan oleh laju inflasi yang tinggi, dan in-stabilitas ekonomi, telah menjadi persoalan panjang yang tidak manmpu terselesaikan oleh sistem perekonomian yang digunakan oleh bangsa Indonesia. Ketika globalisasi yang di banyak diserukan oleh banyak orang menghasilkan kemajuan ilmu dan teknologi dalam tingkat yang tidak terbayangkan sebelumnya, persoalan kemiskinan sepertinya tidak mau lepas dari neger-negeri berkembang seperti Indonesia ini.
Perkembangan tingkat kemiskinan di Indonesia, yang disebabkan oleh adanya reformasi ekonomi Makro. Penghematan anggaran belanja Negara dengan melakukan pemotongan subsidi, merupakan akar persoalan yang berusaha untuk di terapkan di Indonesia. Dimana realitas sosialnya tidak pernak di publikasikan, melinkan sengaja di sembunyikan.
Dalam kasus kemiskinan ini, pemerintah sedang berusaha melakukan sogokan kecil melalui Bantuan Langsung Tunai atau yang lebih sering kita kenal dengan istilah BLT yang diberikan kepada rakyat miskin, dengan nominal 300 ribu rupiah per tiga bulan, atau yang berarti seratus ribu rupiah untuk setiap bulannya.
Asumsi beredar yang dipakai yang digunakan oleh pemerintah, uang seratus ribu itu adalah untuk mengganti selisih harga yang diakibatkan dari kenaikan harga BBM, sepertinya itu adalah logika anak sekolah dasar yang dipakai untuk membenarkan sogokan kecil tersebut. Tapi pada kenyataannya, uang seratus ribu rupiah itu
sangatlah tidak mencukupi kebutuhan rakyat miskin, karena ada laju biaya inflasi yang diakibatkan hari kenaikan harga yang tidak diganti oleh pemerintah.
Dan yang harus kita tahu, bahwa BLT yang diberikan oleh pemerintah, tidak akan pernah bisa menghapuskan Angka kemiskinan dan mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Bahkan hanya untuk sekedar mengurangi jumlahnya saja rasanya hal itu tidak mungkin bisa terjadi. Karena memang tidak sector produktif, yang dibangun umtuk menggerakan roda
perekonomian. Sepertinya benar pendapat sinis yang dikemukakan oleh beberapa orang
tokoh masyarakat, bahwa pemerintah tidak sedang menghapuskan kemiskinan, melainkan sedang melenyapkan orang-orang miskin dari tanah Indonesia.
Sesungguhnya bantuan langsung (BLT) yang sedang dilakukan oleh pemerintah saat ini hanyalah sebuah upaya pembodohan yang dilakukan kepada masyarakat miskin yang notabennya berpendidikan rendah dalam kata lain BLT ini di berikan bukan hanya masyarakat yang miskin melainkan juga bodoh.
Upaya nyata yang munkin lebih terasa oleh masyarakat miskin saat ini lebih kearah kesehatan dan sarana-sarana umum sepeti Mandi cuci kakus (MCK) yang masih jarang di terapkan didaerah-daerah yang notabennya miskin.
Dari hasil surfey yang dilakukan baru-baru ini oleh Mahasiswa Universitas Singa Perbangsa Karawang (UNSIKA) dalam rangka pencatatan rumah tangga Miskin menunjukan bahwa BLT yang diberikan oleh pemerintah banyak yang tidak tepat sasaran alias Mangkir hal ini terbukti dengan banyak masyarakat yang tergolong mampu bahkan yang
kaya sekalipun menerima BTL tersebut

No comments: