Monday, May 14, 2007

Jurus Baru Kuasai Pasar Global ( Industri Mebel )

NAMA :LAELI FITRIYAH
NPM : 0541173402017


Tahun ini kami memperkirakan pertumbuha ekspor 10 persen. Kami sudah menyiapkan jurus baru untuk mencapainya, misalnya meningkatkan frekuensi promosi di luar negeri sambil terus mendesak pemerintah memperbaiki aturan aturan yang menghambat pasokan bahan baku, "kata Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono disels-sela pameran mebel dan kerajina nasional di plasa Pameran Perindustrian Departemen Perindustrian di Jakarta.
Eksper mebel dan kerajinan Indonesia tahun 2005 tercatat 1,9 miliar dollar AS dengan volume sekitar 800 ton. Sebanyak 45% pasar ekspor mebel dan kerajinan Indonesia berada di Eropa Barat, 40% di Amerika Serikat, dan 15 % lagi tersebar di Eropa Timur dan Australia.
Selama ini pertumbuhan ekspor mebel dan kerajinan Indonesia baru sekitar 7%/tahun. Padahal dilihat dari potensi yang ada, pertumbuhan bisa lebih tinggi lagi.
Kita memeiliki sekitar 200 jenis jenis kayu yang dapat dijadikan bahan baku mebel dan kerajinan. Mulai dari kayu jati, meranti, mahoni, turi yang berharga mahal, hingga pohon randu yang mudah ditemui disetiap sudut kampung.
Semua kayu tersebut dapat diolah menjadi mebel yang bernilai tambah tinggi ketimbang di jual gelondongan. Tinggal bagai mana pengrajin mendesain untuk memencing minat para pembeli.
Dari sisi produsen, menurut menurut data Asmindo, ada 4000 subkontraktor industri mebel dan kerajinan yang turut membantu pertumbuhan industri kecil disekitar pabriknya.
Atas semua potensi ini, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Industri, Teknologi, dan kelautan Rachmat Gobel menantang Asmindo agar mampu meningkatkan ekspornya menjadi 3 miliar dollar AS pada tahun 2010.
Pemerintahpun kini tidak mau kalah. Menteri perindustrian Fahmi Idris menyatakan, pihaknya akan terus mengadakan pendekatan dengan Departemen Kehutanan dan Departemen Perdagangan untuk membicarakan solusi untuk mengemgangkan industri permebelan dan kerajinan nasional.
Termasuk melindungi komoditas ini dari serbuan produk asing. Tidak boleh lagi ada ekspor rotan asalan, demikian juga kayu gelondongan. Ini semua merupakan kekuatandi dalam negeri yang harus di pertahankan supaya industri tidak mati.
Dukungan dan tindakan kongkrit Pemerintah memeng sangat di butuhkan. Sambil menanti realisasi janji Pemeritah, Asmindo juga terus menggalang kerjasama industri permebelan dan kerajinan di Asia Tenggara.Persoalan yang paling banyak dibahas adalah pertumbuhan ekspor mebel China dan Vietnam yang sangat mencengagkan selama tiga tahun terakhir.
Pertumbuhan ekspor Vietnam sekitar 13-15%/tahun dengan nilai 1,7 miliar dollar AS pada thn 2005. Sementara China lebih dahsyat lagi. Ekspor mebelnya mampu tumbuh26%/tahun dengan nilai 14 miliar dollar AS. Jika negara- negara ASEAN tidak waspada, pertumbuhan ini bisa membahayakan. Dalam pertemuan tersebut, kami akhirnya menyepakati untuk membentuk kerjasama regional.
Agenda Asmindo ntara lain mengkooordinasi 110 produsen mebel indonesia untuk memamerkan produknya di Singapore Expo Changi. Jurus ini akan terus dipakai dengan mengikuti pameran di negara ASEAN lainnya.

Sumber : KOMPAS,2007
Oleh Hamzirwan


Pendapat Saya :
Berdasarkan potensi sumber daya alam dan mnusia yang kita miliki maka memeng haruslah kita mengembangkan lagi ekspor kita dan khususnya industri yang memproses sumber daya alam hasil hutan.
Dengan peningkatan kembali ekspor industri mebel dan kerajinan nasional Indonesia maka akan membantu perkembangan pembangunan perekonomian di negara kita, karena hasil ekspor ini merupakan sumber devisa negara.
Dalam memproduksi mebel ini para produsen juga memgantu pertumbuhan industri kecil juga, ini berartimenciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan, dan dengan membantu industri kecil ini maka partisipasi masyarakat dapat meluas sehingga nasyarakat akan siap secara politis, sosial dan mental untuk menghadapi perubahan besar dalam proses perindustrian.

No comments: